Senin, 08 Juli 2024

Pemuda dipandang sebelah mata dan alergi terhadap kritikan, siapa lagi kalau bukan pemerintah

Seringkali kita mendengar "kami ingin pemuda bisa bersinergi dan memberikan kontribusi terhadap desa maupun daerah ." Ucap pemerintah!

Akan tetapi ketika pemuda memberikan kontribusinya, bersinergi, memberikan gagasan, malah tidak mendapatkan apresiasi bahkan di anggap enteng.

Berkontribusi, itu tentu menjadi ultimatum dan beban moril bagi para pemuda, kata berkontribusi berarti suatu tindakan baik itu secara subtansial maupun secara administratif. 

Sebuah kisah, di beberapa kesempatan ketika ada pemuda yang sering mengkritisi memberikan sumbangsih pikiran terhadap pembangunan desa, mereka hanya menganggap itu sebuah penganggu, entah menganggu kepentingan kelompok, kolega atau pribadi. Kemudian dalam kesempatan berikutnya mereka tidak lagi mengundang bahkan mengajak para kaum muda itu.

Padahal kita tahu bersama merawat pemuda, memberikan ruang bagi pemuda adalah salah satu faktor dalam membangun desa. Pemuda Ialah investasi untuk kemajuan SDM daerah.

Sedikit banyaknya pemuda memang belum paham mengenai organisasi, banyak yang belum paham tentang regulasi tetapi yakin dan percaya sedikit banyaknya juga ada pemuda yang sedang memikirkan, mengalisa pembangunan desa.

Ketika pemerintah sangat alergi dengan koreksi maka bersiaplah tidak akan ada kemajuan dalam suatu masyarakat atau daerah itu sendiri.

Menurut saya "kritikan adalah alarm agar kita bisa bangun dan sadar akan kehidupan." Ketika tidak ada lagi kritik mengkritik maka kita akan terus terjerumus pada lingkaran yang tidak membawa kita pada kemajuan.

Kalau di pandang sebelah mata, mending buta sekalian. !

Oleh : Sahril Anwar Tialo



Tidak ada komentar:

Bukan pemuda, kalau tidak berevolusi

Pemuda ialah individu yang secara cepat bisa memikirkan sesuatu yang kompleks dan bisa memarginalkan apa yang sedang di pikirkan. Bicara pem...